Rabu, 30 Maret 2016

FRAME RELAY BESERTA PENERAPANNYA DALAM SIMULASI JARINGAN

Pengantar Frame Relay
wan.gifFrame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.
Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.
Fitur Frame Relay
Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut:
  1. Kecepatan tinggi
  2. Bandwidth Dinamik
  3. Performansi yang baik/ Good Performance
  4. Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)
Perangkat Frame Relay
Sebuah jaringan frame relay terdiri dari “endpoint” (PC, server, komputer host), perangkat akses frame relay (bridge, router, host, frame relay access device/FRAD) dan perangkat jaringan (packet switch, router, multiplexer T1/E1). Perangkat-perangkat tersebut dibagi menjadi dua kategori yang berbeda:
framerelaywan.gif
  • DTE: Data Terminating Equipment
DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini mencakup “endpoint” dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu pertukaran informasi.
  • DCE: Data Communication Equipment
DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”. Perangkat-perangkat ini juga mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE.
Virtual Circuit (VC) Frame Relay
Pengantar Virtual Circuit (VC)
Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara “endpoint” dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam jaringan.Terdapat dua tipe virtual circuit (VC):
  • Switched Virtual Circuit (SVC)
  • Permanent Virtual Circuit (PVC)
Switched Virtual Circuit (SVC)
Switched Virtual Circuits (SVC), adalah koneksi sementara yang digunakan ketika terjadi transfer data antar perangkat DTE melewati jaringan Frame Relay. Terdapat empat status pada sebuah SVC:
svc.gif
Empat status pada SVC :
  1. Call setup
  2. Data transfer
  3. Idling
  4. Call termination
Status SVC
Call Setup
svc_setup.gif
Call Setup: Dalam status awal memulai komunikasi, virtual circuit (vc) antar dua perangkat DTE Frame Relay terbentuk.
Data Transfer
svc_data.gif
Data Transfer: Kemudian, data ditransfer antar perangkat DTE melalui virtual circuit (vc).
Idling
svc_idle.gif
Idling: Pada kondisi “idling”, koneksi masih ada dan terbuka, tetapi transfer data telah berhenti.
Call Termination
svc_terminate.gif
Call Termination: Setelah koneksi “idle” untuk beberapa perioda waktu tertentu, koneksi antar dua DTE akan diputus.
Permanent Virtual Circuit (PVC)
pvc.gif
PVC adalah jalur/path tetap, oleh karena itu tidak dibentuk berdasarkan permintaan atau berdasarkan “call-by-call”. Walaupun jalur aktual melalui jaringan berdasarkan variasi waktu ke waktu (TDM) tetapi “circuit” dari awal ke tujuan tidak akan berubah. PVC adalah koneksi permanen terus menerus seperti “dedicated point-to-point circuit”.
Perbandingan PVC vs SVC
PVC lebih populer karena menyediakan alternatif yang lebih murah dibandingkan “leased line”. Berbeda dengan SVC, PVC tidak pernah putus (disconnect), oleh karena itu, tidak pernah terdapat status “call setup” dan “termination”. Hanya terdapat 2 status :
  • Data transfer
  • Idling
Format Frame “Frame Relay”
Struktur Frame
Dalam sebuah frame Frame Relay, paket data user tidak berubah, Frame Relay menambahkan header dua-byte pada paket. Struktur frame adalah sebagai berikut:
framerelay_frame.gif
  • Flags – menandakan awal dan akhir sebuah frame
  • Address – terdiri dari DCLI (data link connection identifier), Extended Address (EA), C/R, dan “Congestion control information”
  • DLCI Value – menunjukkan nilai dari “data link connection identifier”. Terdiri dari 10 bit pertama dari “Address field”/alamat.
  • Extended Address (EA) – menunjukkan panjang dari “Address field”, yang panjangnya 2 bytes.
  • C/R – Bit yang mengikuti byte DLCI dalam “Address field”. Bit C/R tidak didefinisikan saat ini.
  • Congestion Control – Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay.
  • Data – terdiri dari data ter-encapsulasi dari “upper layer” yang panjangnya bervariasi.
  • FCS – (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
Pendeteksi Error pada Frame Relay
Frame Relay menerapkan pendeteksi “error” pada saluran transmisi, tetapi Frame Relay tidak memperbaiki “error”. Jika terdeteksi sebuah “error”, frame akan dibuang (discarded) dari saluran transmisi. Proses seperti ini disebut :
Cyclic redundancy check (CRC)
Cyclic redundancy check (CRC) adalah sebuah skema “error-checking” yang mendeteksi dan membuang data yang rusak (corrupted). Fungsi yang memperbaiki error (Error-correction) (seperti pengiriman kembali/retransmission data) diserahkan pada protokol layer yang lebih tinggi (higher-layer).
Implementasi Frame Relay
Frame Relay dapat digunakan untuk jaringan publik dan jaringan “private” perusahaan atau organisasi.
Jaringan Publik
Pada jaringan publik Frame Relay, “Frame Relay switching equipment” (DCE) berlokasi di kantor pusat (central) perusahaan penyedia jaringan telekomunikasi. Pelanggan hanya membayar biaya berdasarkan pemakain jaringan, dan tidak dibebani administrasi dan pemeliharan perangkat jaringan Frame Relay.
Jaringan “Private”
Pada jaringan “private” Frame Relay, administrasi dan pemeliharaan jaringan adalah tanggungjawab perusahaan (private company). Trafik Frame Relay diteruskan melalui “interface” Frame Relay pada jaringan data. Trafik “Non-Frame Relay” diteruskan ke jasa atau aplikasi yang sesuai (seperti “private branch exchange” [PBX] untuk jasa telepon atau untuk aplikasi “video-teleconferencing”).

Minggu, 27 Maret 2016

PPP ( Point to Point Protocol )




Pengertian PPP (Point to Point Protoco)
Network - Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link (layer 2)  dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukung pengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol-protokol jaringan secara simultan.
Point to Point

PPP Komponen dan Fitur

PPP menyediakan metode untuk transmisi datagram lebih link point-to-point serial. PPP terdiri dari tiga komponen utama:
  • Sebuah metode untuk encapsulating datagrams atas link serial.
  • PPP menggunakan Tingkat Tinggi Data Link Control (HDLC) protokol sebagai dasar untuk encapsulating datagrams lebih link point-to-point.
  • Sebuah LCP extensible untuk membangun, mengkonfigurasi, dan menguji koneksi data link.
  • Sebuah keluarga NCPs untuk menetapkan dan mengkonfigurasi protokol jaringan lapisan yang berbeda.
  • PPP protocol beroperasi melalui koneksi interface piranti Data Communication Equipment (DCE) dan piranti Data Terminal Equipment (DTE).

  • PPP protocol dapat beroperasi pada kedua modus synchronous (dial-up) ataupun asynchronous dan ISDN.
  • Tidak ada batas transmission rate
  • Keseimbangan load melalui multi-link
  • LCP dipertukarkan saat link dibangun untuk mengetest jalur dan setuju karenanya
  • PPP protocol mendukung berbagai macam protocol layer diatasnya seperti IP; IPX; AppleTalk dan sebagainya.
  • PPP protocol mendukung authentication kedua jenis clear text PAP (Password Authentication Protocol) dan enkripsi CHAP (Chalange Handshake Authentication Protocol)

  • NCP meng-encapsulate protocol layer Network dan mengandung suatu field yang mengindikasikan protocol layer atas
PPP mengandung Header yang mengindikasikan pemakaian protocol layer Network.PPP protocol Link Control Protocol (LCP) merupakan satu set layanan yang melaksanakan setup link dan memiliki Fase sebagai berikut :
  • Link Entablisment and Negotiation, mencoba untuk membentuk link dengan router lawan (pembentukan link) request link dan router tetangga mengirim acnowlegment dengan isi [setuju atau tidak]. Pada fase ini akan menawarkan opsi :
    • Authentication, mengirim dalam persetujuan PAP atau CHAP
    • Compression, setiap mengirim dalam bentuk di kompres atau tidak
    • Multilink, dalam satu interface dalpat membuat beberapa virtual link
  • Determination Link Qualitiy, menentukan kualitas linknya (optional)
  • NCP (Network Control Protocol) berfungsi mengontrol establisment

PPP protocol dapat berjalan pada bermacam-macam standard physical synchronous dan asynckronous termasuk :
  • Serial Asynchronous seperti dial-up
  • ISDN
  • Serial synchronous
  • HIgh Speed Serial Interface (HSSI)


Konfigurasi PPP protocol


Default protocol point-to-point untuk router Cisco adalah HDLC (High-Level Data Link Control) yang mana umum dipakai pada leased line seperti T1; T3 dll, akan tetapi HDLC tidak support authentication. KDLC adalah patennya Cisco jadi bukan standard industri, jadi hanya bisa dipakai sesama Cisco saja.

Berikut ini adalah implementasi PPP protocol :


Router# configure terminal
Router(config)# interface serial 0
Router(config-if) # encapsulation ppp
Router(config-if) # exit
PPP protocol diinisialisasi dan di enable pada interface serial 0. Langkah selanjutnya adalah men-set jenis authentication yang dipakai

Router(config) # int s0
Router(config-if) # ppp authentication pap
Or you can use the CHAP authentication method.
Router(config-if) # ppp authentication chap
Router # show int s0


CHAP direkomendasikan sebagai metoda authentication PPP protocol, yang memberikan suatu authentication terenkripsi dua arah yang mana lebih secure daripada PAP. Jika jalur sudah tersambung, kedua server di masing-masing ujung saling mengirim pesan ‘Challenge’. Segera setelah pesan ‘Challenge’ terkirim, sisi remote yang diujung akan merespon dengan fungsi ‘hash’ satu arah menggunakan Message Digest 5 (MD5) dengan memanfaatkan user dan password mesin local. Kedua sisi ujung router harus mempunyai konfigurasi yang sama dalam hal PPP protocol ini termasuk metoda authentication yang dipakai.
Router(config)# username router password cisco
Router(config)# interface serial 0
Router(config-if)# encapsulation ppp
Router(config-if)# ppp chap hostname router
Router(config-if)# ppp authentication chap

Minggu, 13 Maret 2016

Hierarchi Jaringan dan Cisco Enterprise Architecture Model

Hierarchi Jaringan dan Cisco Enterprise Architecture Model



1.   Hierarchical Network Models
Model hirarki dari suatu jaringan memungkinkan kita untuk merancang jaringan sesuai dengan fungsi utamanya, dikombinasikan dengan hirarki dari organisasi yang dimodelkan. Model ini dapat menyederhanakan tugas-tugas yang diperlukan untuk membangun suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan saat ini dan kebutuhan yang akan datang. Model hirarki ini memiliki layer (lapisan) yang dibuat untuk menyederhanakan tugas-tugas di dalam hubungan antar jaringan. Setiap lapisan fokus pada fungsinya masing-masing, memungkinkan untuk memilih sistem dan fitur yang tepat pada setiap lapisan. Model ini cocok untuk jaringan Local Area Network (LAN) dan Wide Area Network (WAN).
Keuntungan dari model hirarki :
  • Penghematan biaya
  • Mudah dipahami
  • Jaringan bersifat modular
  • Isolasi apabila terjadi kegagalan
Banyak organisasi yang mengakui terjadi penghematan biaya setelah menerapkan model hirarki ini, karena tidak lagi menggunakan semua routing dan switching dalam satu platformsaja. Sifat modular dari model ini memungkinkan penggunaan bandwidth yang tepat dalam setiap lapisan tiap hirarki. Desain hirarki memfasilitasi perubahan dalam setiap desain jaringan, karena sifat modularitas memungkinkan mendesain setiap elemen jaringan serta mereplikasinya sesuai perkembangan.
Arsitektur jaringan yang bersifat flat dan besar, jika terjadi perubahan cenderung mempengaruhi sejumlah besar sistem. Penataan jaringan menjadi lebih kecil, akan membuat lebih mudah untuk dipahami dan meningkatkan isolasi dari kegagalan yang terjadi. Manajemen jaringan dapat lebih mudah dilakukan dan dengan cepat dapat mengidentifikasikan penyebab permasalahan. Hal ini dikarenakan jaringan hirarki membagi jaringan menjadi beberapa segmen.

Gambar1.1 Hierarchical Network Design
Desain Hirarki memiliki tiga lapisan :
a.       Core Layer: menyediakan transportasi yang cepat diantara switch distribusi di dalamenterprise campus.
b.       Distribution Layer: menyediakan konektivitas berdasarkan policy (kebijakan).
c.        Access Layer: menyediakan workgroup dan user untuk akses ke jaringan.

Setiap lapisan menyediakan fungsionalitas yang diperlukan untuk membangun enterprise campus network. Tidak perlu mengimplementasikan tiap lapisan sebagai entitas fisik yang berbeda. Dapat menerapkan satu atau lebih perangkat dalam setiap lapisan, atau mungkin juga perangkat yang dapat saling bekerjasama dalam satu chassis.

a.      Core Layer
Lapisan core adalah jaringan berkecepatan tinggi dari switching backbone yang sangat penting dalam komunikasi perusahaan. Lapisan core harus memenuhi kriteria berikut ini :
  • Fast transport
  • High reliability
  • Redundancy
  • Fault tolerance
  • Low latency and good manageability
  • Avoidance of slow packet manipulation caused by filters or other processes
  • Limited and consistent diameter
  • QoS (Quality of Service)

b.      Distribution Layer
Lapisan distribusi adalah jaringan yang merupakan pemisah antara lapisan core dengan lapisan akses. Lapisan distribusi harus memenuhi kriteria berikut ini :
  • Policy-based connectivity
  • Redundancy and load balancing
  • Aggregation of LAN wiring closets
  • Aggregation of WAN connections
  • QoS
  • Security filtering
  • Address or area aggregation or summarization
  • Departmental or workgroup access
  • Broadcast or multicast domain definition
  • Routing between VLANs
  • Media translations (for example, between Ethernet and Token Ring)
  • Redistribution between routing domains (for example, between two different
    routing protocols)
  • Demarcation between static and dynamic routing protocols
Lapisan distribusi menyediakan route aggregation dan route summarization untuk lapisan core. Dalam campus LAN, lapisan ini menyediakan routing antar VLAN (Virtual LAN) yang juga menerapkan keamanan dan kebijakan QoS.

c.       Access Layer
Lapisan akses menyediakan akses pengguna untuk ke segmen lokal dalam jaringan. Lapisan akses harus memenuhi kriteria berikut ini :
  • Layer 2 switching
  • High availability
  • Port security
  • Broadcast suppression
  • QoS
  • Rate limiting
  • ARP inspection
  • VACLs
  • Spanning tree
  • Trust classification
  • PoE and auxiliary VLANs for VoIP
Contoh Model Hirarki :
  





Gambar 1.2 Switched Hierarchical Design
Dalam desain ini, lapisan core menyediakan transportasi berkecepatan tinggi antara lapisan distribusi. Lapisan distribusi menyediakan redudansi dan memungkinkan penerapanpolicy pada lapisan akses. Layer 3 yang berada diantara lapisan core dan distribusi digunakan untuk routing protocol, menangani load-balancing dan fast route redudancy apabila terjadi kegagalan pada link. Komunikasi inter-VLAN dipetakan di lapisan distribusi. Route summarization dikonfigurasi pada interface menuju lapisan core. Kelemahan dari desain ini adalah Spanning Tree Protocol (STP) hanya mengijinkan salah satu dari link redudansi diantara switch akses dan switch distribusi untuk aktif. Jika terjadi kegagalan, link kedua menjadi aktif, tetapi tidak terjadi load-balancing, karena salah satu link pasif dan menjadi aktif apabila salah satu link terjadi kegagalan.

1.      Routed Hierarchical Design




Gambar 1.3 Routed Hierarchical Design
Pada desain ini, batas layer 3 didorong menuju sampai ke lapisan akses. Switching layer 3 terjadi pada lapisan akses, distribusi, dan core. Route filtering dikonfigurasi padainterface menuju lapisan akses, sedangkan route summarization dikonfigurasi pada interfacemenuju lapisan inti. Keuntungan dari desain ini, bahwa load-balancing dapat terjadi dari linklapisan akses, karena sebelumya sudah dirutekan dari switch distribusi.

1.      Virtual Switching System (VSS)
Virtual Switching System (VSS) adalah solusi dari permasalah looping dari STP dengan cara melakukan konversi sepasang switch distribusi (fisik) menjadi switch tunggal (logical). Ini akan menghilangkan STP,  meniadakan kebutuhan untuk implementasi Hot Standby Router Protocol (HSRP), Virtual Router Redudancy Protocol (VRRP), atau Gateway Load Balancing Protocol (GLBP).





Gambar1.4 VSS
VSS dikonfigurasi pada switch Cisco 6500. Dengan VSS, topologi fisik sepasangswitch distribusi dengan single upstream link berubah menjadi switch tunggal dengan two upstream link. Berikut ini keuntungan penerapan VSS :
  • Switching layer 3 dapat digunakan menuju lapisan akses, sehingga terjadi komunikasi yang bersifat nonstop.
  • Kemudahan dalam hal manajemen dan konfigurasi dilakukan hanya pada satu switchdistribusi yang menerapakan VSS.
  • Return on Invesment (ROI) yang lebih baik melalui peningkatan bandwidth antara lapisan akses dan lapisan distribusi.
  • Menggunakan switch Catalyst 6500 dan tidak perlu ada chassis tambahan.
  
2. Cisco Enterprise Architecture Model


Cisco Enterprise Architecture memfasilitasi desain jaringan yang besar. Teknologi dari jaringan menjadi semakin canggih, maka diperlukan pendekatan bukan hanya sekedar desain modular WAN dan LAN pada lapisan core, distribusi, dan akses. Arsitektur ini membagi jaringan berdasarkan fungsional dan modulnya. Area dan modul dari Cisco Enterprise Arhitecture ini adalah :
  • Enterprise campus area
  • Enterprise data center module
  • Enterprise branch module
  • Enterprise teleworker module
Cisco Enterprise Arhitecture Model ini mempertahankan konsep dari komponen distribusi dan akses untuk konektivitas dari user, layanan WAN, dan server farms melewati jaringanbackbone yang sangat cepat. Pendekatan modular di dalam desain dibutuhkan sebagai petunjuk seorang arsitek jaringan. Di dalam jaringan yang kecil, tiap lapisan dapat menyatu menjadi satu lapisan, bahkan hanya menggunakan sebuah perangkat dengan fungsi yang sama.





Gambar 2.1 Cisco Enterprise Architecture Model
Seperti yang terlihat pada gambar di atas, enterprise campus area memiliki campus infrastructure yang terdiri dari core, distribusi, akses, dan data center module. Enterprise edge area terdiri dari internet, e-commerce, Virtual Private Network (VPN), dan modul WAN yang menghubungkan enterprise dengan fasilitas service provider. Service Provider (SP) edge areamenyediakan internet, Public Switched Telephone Network (PSTN), dan layanan WAN untukenterprise.


1.      Enterprise Campus Module
Enterprise campus terdiri dari beberapa sub-modul :
  • Campus core
  • Building distribution
  • Building access
  • Server farms/data center
   


Gambar 2.2 Enterprise Campus Model

Campus infrastructure terdiri dari campus core, building distribution, dan building access layer. Campus core menyediakan switched backbone berkecepatan tinggi diantarabuilding, menuju server farm dan enterprise edge. Selain itu campus core juga menyediakan redudansi dan konektivitas yang fast-convergent. Building distribution melakukan agregasi terhadap semua switch akses dan melakukan kontrol akses, QoS, redudansi rute, dan load-balancing. Building access menyediakan akses VLAN, PoE untuk IP phone, dan wireless access point, mengurangi broadcast, dan spanning tree.
Server farm atau data center menyediakan akses berkecepatan tinggi dan ketersediaan yang tinggi beserta redudansinya untuk tiap server. Server perusahaan seperti file dan print server, server aplikasi, server email, Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), danDomain Name System (DNS) , ditempatkan ke dalam server farm.

1.      Enterprise Edge Area
Enterprise edge terdiri dari beberapa sub-modul :
  • E-commerce networks and servers
  • Internet connectivity and demilitarized zone (DMZ)
  • VPN and remote access
  • Enterprise WAN


Gambar 2.3 Enterprise Edge Module 

a.      E-Commerce Module
Menyediakan ketersediaan jaringan yang tinggi untuk layanan bisnis. Desain ketersediaan yang tinggi dari server farm module dengan menggunakan konektivitas internet dari internet module. Perangkat yang berada di dalam e-commerce submodule termasuk :
  • Web and application servers : interface user utama untuk melakukan navigasi pengaturan.
  • Database servers : berisi aplikasi dan informasi transaksi.
  • Firewall and firewall routers : mengatur komunikasi antar pengguna di dalam sistem
  • Network intrusion prevention systems (IPS) : menyediakan pemantauan di setiap segmen jaringan untuk mendeteksi dan merespon penyerangan yang terjadi di dalam jaringan.
  • Multilayer switch with IPS modules : menyediakan transportasi traffic dan integrasi pemantauan keamanan.

b.      Internet Connectivity Module
Memberikan layanan seperti public servers, email, dan DNS. Konektivitas ke satu atau beberapa Internet Service Provider (ISP) juga disediakan. Komponen termasuk di dalamsubmodule :
  • Firewall and firewall routers : memberikan perlindungan dari resources,filtering, dan terminasi VPN dari remote site dan users.
  • Internet edge routers : menyediakan basic filtering dan multilayer connectivity.
  • FTP and HTTP servers : menyediakan interface aplikasi web enterprise via internet publik.
  • SMTP relay servers : bertindak sebagai relay antara internet dengan intranet mail server.
  • DNS servers : digunakan sebagai server DNS eksternal otoritatif enterprise dan sebagai relay request dari permintaan internal menuju internet.






Gambar 2.4 Internet Multihoming Options 

a.      VPN/Remote Access
Memberikan layanan sebagai terminasi dari akses remote, termasuk otentikasi bagi pengguna yang mengakses dari jarak jauh. Komponen termasuk di dalam submodule :
  • Firewall : menyediakan filtering dari traffic, otentikasi dari remote sites, dan konektivitas menggunakan IPsec tunnels.
  • Dial-in access concentrators : terminasi dari koneksi dial-in dan otentikasi dari pengguna individu.
  • Cisco Adaptive Security Appliance (ASA) : terminasi dari IPsec tunnels dan otentikasi dari pengguna individu, dan menyediakan firewall serta layanan pencegahan instrusi.
  • Network intrusion prevention system (IPS) appliances



Gambar 2.5 VPN Architecture

a.      Enterprise WAN
Enterprise edge dari enterprise WAN, termasuk ke dalam akses dari WAN itu sendiri. Berikut ini teknologi dari WAN :
  • Multiprotocol Label Switching (MPLS)
  • Metro Ethernet
  • Leased lines
  • Synchronous Optical Network (SONET) and Synchronous Digital Hierarchy (SDH)
  • PPP
  • Frame Relay
  • ATM
  • Cable
  • Digital subscriber line (DSL)
  • Wireless
    

Gambar 2.6 WAN Module

Berikut ini practice yang dapat digunakan untuk mendesain enterprise edge :
  • Tentukan koneksi yang dibutuhkan perusahaan untuk menghubungkan jaringan perusahaan ke internet.
  • Buatlah modul e-commerce bagi pelanggan dan mitra yang membutuhkan akses internet untuk kebutuhan bisnis dan aplikasi database.
  • Desain modul remote access/VPN untuk akses ke jaringan internal dari internet. Tentunya dengan menerapkan kebijakan (policy) keamanan dan pengaturan paramater otentikasi serta otorisasi.
  • Memastikan edge memiliki koneksi permanen untuk ke kantor cabang.

3.      Service Provider Edge Module
SP edge module, terdiri dari layanan yang meliputi :
  • Internet services
  • PSTN services
  • WAN services



Gambar 2.7 WAN/Internet SP Edge Module
Perusahaan menggunakan SP untuk layanan jaringannya. ISP menawarkan akses ke internet untuk perusahaan. ISP dapat merutekan jaringan perusahaan untuk menuju ke jaringan mereka dan meneruskannya ke jaringan internet. Untuk layanan suara, penyedia PSTN memungkinkan pengguna melakukan dial-up mengakses ke jaringan perusahaan melalui analog atau jaringan seluler.

3.      Remote Modules
Remote modules dari model Cisco Enterprise Architectures terdiri dari enterprise branch,enterprise data center, dan enterprise teleworker modules.
  • Enterprise Branch Module : biasanya terdiri dari remote office dan sales office. Cabang ini bergantung pada layanan WAN dan aplikasi yang disediakan oleh kantor pusat. Sebagai alternatif, menggunakan WAN teknologi MPLS untuk layanannya, menghubungkan dari cabang ke kantor pusat.



Gambar 2.8 Enterprise Branch Module 
  • Enterprise Data Center Module : menggunakan jaringan untuk meningkatkanserver, storage, dan aplikasi. Kantor pusat menyediakan pemulihan bencana dan kelangsungan layanan bisnis untuk perusahaan. Komponen data center meliputinetwork infrastructure, interactive services, dan DC management.
  • Enterprise Teleworker Module : terdiri dari kantor kecil atau pengguna mobile yang membutuhkan akses layanan ke perusahaan. Pengguna dapat terhubung dari rumah, hotel, atau lokasi lain dengan cara menggunakan dial-up atau jalur akses internet dengan VPN.



Gambar 2.9 Enterprise Teleworker Solution
  


  








0 komentar:


Poskan Komentar